Friday, February 3, 2012

Aishiteru, Nado Saranghae!


Cast:
Nam Woohyun (Infinite)
Tomomi Itano (AKB48)
Other cast.

Length: 1s
Rate: PG-15
Genre: romance, angst, AU
Pov: mix (Woohyun&author)

Author: Marant Jojo


 ===============

Tokyo, Japan

Pagi ini langit Tokyo nampak bersahabat, Mentari yang mereka agungkan pun menunjukkan keperkasaannya.

Terlihat seorang yeoja yang duduk termenung di ‘batang’ jendela kamarnya. Kicauan puluhan burung gereja yang menyapanya pun tak ia hiraukan, serta udara pagi yang menyentuh rambut cokelat-panjangnya. Entah apa yang dipikirkan oleh yeoja yang kini memakai long-dress putih tersebut. Rumah bergaya klasik dengan empat lantai itupun nampak serasi dengan pakaian yeoja tersebut, yang juga memakai warna lambang kesucian.

“Tomomi-san, cepat kau bereskan pakaianmu!” Terdengar teriakan dari seorang yeoja paruh baya yang kini sudah rapih dengan blezzer karya designer ternama di Jepang tersebut.



Entah tuli atau asik dengan pikirannya, yeoja itupun tak juga menoleh ke sumber suara. Yeoja paruh baya itu geram dan menghampirinya.

“TOMOMI-SAN!” teriaknya tepat di belakang yeoja tersebut.
“Hai(ya), Okaasan(ibu)!” Ia pun akhirnya terbangun dari lamunannya dan menoleh kearah wanita tersebut.
“Apa kau tidak mendengarku? Cepat kemasi pakaianmu! Kita sudah tidak punya waktu lagi, pesawat akan berangkat 15 menit lagi.” Wanita tua itu melirik arloji emas di tangan kanannya, lalu beranjak meninggalkan yeoja tersebut.

Sesaat kemudian, seorang staff wanita masuk dan mulai mengemasi pakaian yeoja tersebut. Yeoja itu hanya memandanginya dan kemudian kembali pandangannya mengarah ke luar jendela dan termenung.

=============

Gimpo Airport, South Korea

“Kenapa kau nampak tak bersemangat seperti itu?” Ujar wanita tua itu.
“Iie(tidak). Watashi(saya). .” Balas Tomomi.
“Ah, sudahlah.” Sergah wanita itu.
Kini mereka berjalan menuju mobil yang menjemput mereka di bandara. Seorang supir nampak membungkuk memberi hormat dan kemudian membukakan pintu untuk mereka.

“Kita langsung ke Seoul.” Perintah wanita tersebut, supirnya pun mengangguk dan melajukan kemudinya.

============

Tomomi’s House

Malam ini pun tak ada yang berbeda pada diri Tomomi. Kegiatannya masih sama saat di Jepang, yaitu menjelajah di pikirannya sendiri. Ia masih di tempat favoritnya yaitu batang jendela kamar yang berada di lantai tiga tersebut.

Sebenarnya, langit Seoul malam ini cukup indah dengan beberapa binar bintang yang bertebaran. Namun, lagi-lagi ia tak tertarik dengan hal itu.

Tiba-tiba matanya menangkap sesosok namja dengan hoodie warna cerah yang berdiri di depan pagar rumahnya.
‘Woohyun oppa~?’ batinnya terperanjat.
Namja itu menyodorkan setangkai mawar putih padanya, ia tersenyum riang kearah Tomomi.

“Sillyehamnida, Agassi. Sajangnim sudah menunggu anda di meja makan.” Ujar seorang pelayan. Terpaksa Tomomi mengalihkan pandangan ke pelayan tersebut. Pelayan itu membungkuk dan beranjak.

Tomomi kembali mengarahkan pandangannya ke luar jendela, dan namja itu sudah lenyap.

‘Ini pasti hanya halusinasiku. Kenapa aku harus kembali kesini? Ini sangat memuakkan!’ gerutunya di dalam hati. Ya, itu memang hanya halusinasinya.

Dengan terpaksa, Tomomi pun keluar dari ‘kandang’nya dan makan malam bersama orangtuanya.

“Sudah kusiapkan supir serta asisten untuk menemanimu jalan-jalan keliling Seoul, semoga liburanmu menyenangkan.” Ujar namja paruh baya setelah mengakhiri makan malamnya.
“Aku ingin pergi sendiri, Ootosan(ayah). Bolehkah?” balas yeoja yang hanya memasukkan kurang lebih dari 7 suapan kedalam mulutnya tersebut.
“Tidak boleh. Kau harus tetap di dampingi.” Ibunya pun ikut bicara.
“Ah, sudahlah. Biar dia menikmati liburannya sendiri. Kau boleh pergi sendiri, tapi kau tak boleh melalaikan ponselmu.” Ayahnya memperingatkan, yeoja itu hanya mengangguk pelan.
“Tapi. . . ia pasti akan. .” Sergah ibunya.
“Ia sudah berumur 20 tahun, kau tak bisa menganggapnya sebagai anak kecil lagi.” Ujar ayahnya memotong kalimat ibunya.

“Aku ingin istirahat.” Ujar Tomomi kemudian beranjak menuju kamarnya.

Setelah Tomomi benar-benar menjauh, kedua orangtuanya pun kembali melanjutkan perdebatan.
“Bagaimana jika ia bertemu dengan namja itu lagi?” Tanya ibunya.
“Aish! Sudah ku peringatkan, kau tak perlu khawatir.” Balas ayahnya santai sembari meneliti file-file dokumen yang tertera di laptopnya.
“Apapun yang terjadi, aku tetap tidak rela jika ia kembali ke namja itu.” Ujar ibunya.
“Bukan hanya kau, akupun juga tak rela.” Balas ayahnya sembari sibuk mengetik.

Tomomi adalah yeoja yang lahir di Seoul. Ayahnya memang orang Korea dan ibunya orang Jepang. Setelah umur 3 tahun, ia dibawa ibunya ke Jepang dan menetap disana, namun ayahnya tetap tinggal di Seoul untuk mengurus perusahaannya. Dan saat memasuki SMA, ia kembali ke Seoul, setelah lulus SMA ia kembali lagi ke Jepang untuk kuliah disana. Sementara ibunya, sangat sibuk dengan perusahaan pertambangannya di Jepang.

Tomomi merebahkan tubuhnya di ranjang. Kedua tangannya bersedekap di perutnya, matanya memandang langit-langit kamarnya. Yeoja yang suka memakai long-dress putih itupun membuka memory-nya kembali.

===============

Han River

“Nam Woohyun!” Teriak Tomomi pada seorang namja yang kini berdiri di tepi sungai Han sembari memasukkan kedua tangannya kedalam saku celananya. Namja itu pun menoleh dan di dapati Tomomi melambaikan tangan kepadanya.

Tomomi pun berlari dan memeluk namja tersebut.

“Kenapa kau lama sekali?” Tanya Woohyun sembari menjitak pelan kepala Tomomi.
“Ouch!” Tomomi mendramatisir seakan jitakan itu sangat keras.
“Jeongmal mianhae. Aku banyak tugas.” Kini Tomomi berdiri di samping Woohyun.
“Alasan saja kau ini.” balas Woohyun kemudian merangkul yeoja tersebut.

Dua anak SMA dengan seragam yang berbeda itupun nampak sunyi, mereka menikmati setiap hembusan udara segar sore ini.

“Sudah hampir malam, saatnya kau pulang.” Woohyun melirik arlojinya yang menunjukkan pukul 17.56 KST.

“Aku tidak mau. Kajja!” ajak yeoja Jepang itu sembari menyeret lengan Woohyun.

===================

Myeong-dong Street

Tomomi nampak bersemangat menyusuri jalanan ramai itu. Woohyun hanya menggeleng pelan jika mendapati kekonyolan yang dilakukan oleh yeojachingunya tersebut.

“Dari dulu, aku sangat ingin memakan makanan ini.” Ujar Tomomi sembari memasukkan beberapa tusuk bakso ikan ke mulutnya.
“Uhukkk. . .uhukkk.” Ia pun tersedak.
“Aigo! Kau harus hati-hati.” Woohyun pun menepuk-nepuk punggung yeoja dengan rambut kepang dua tersebut. Ia kemudian menegeluarkan sebotol air mineral dari dalam tas ranselnya dan memberikannya pada Tomomi.

Setelah selesai menyusuri kawasan distrik tersebut, sejoli itupun memutuskan untuk pulang.

======================

Woohyun mengantar Tomomi sampai depan pintu rumahnya.
“Jeongmal gomawo, Oppa~” Ujar Tomomi sembari tersenyum dan membungkuk pada Woohyun. Membuat Woohyun menahan tawanya.
“Kau ini lucu sekali.” Komentar Woohyun sembari mengacak pelan rambut yeoja tersebut. Ia kemudian memeluk Tomomi dan mendaratkan kecupan lembut di kening ‘berponi’ tersebut.

Tanpa mereka sadari, kini sudah berdiri di 2 sosok namja dan yeoja di ambang pintu.
“Apa yang kalian lakukan?” Ujar namja dengan wajah sangarnya.
Tomomi dan Woohyun pun terperanjat dan menghadap kearah 2 orang tersebut.

“Ootosan? Okaasan?” ujar Tomomi saat menyadari keberadaan kedua orangtuanya.

“Apa yang kau lakukan pada putriku?” Ujar ayah Tomomi sembari menatap tajam kearah Woohyun.
“Jadi kau yang membuat putriku berubah? Nilainya menurun, ia jadi sering pulang larut malam. Siapa kau sebenarnya? Apakah kau dari kalangan yang ber-derajat tinggi? Kalaupun kau dari kalangan tersebut, tak akan mungkin ku ijinkan kau merebut putriku.” Omel ibu Tomomi, ia menarik lengan Tomomi untuk menjauhkannya dari Woohyun.

“Jeosonghamnida, sajangnim. Saya mencintai putri anda dengan tulus, dan kami saling mencintai.” Balas Woohyun, pandangannya pun tak berani menatap 2 pasang mata garang tersebut.

“Persetan dengan itu semua! Kalian masih anak kecil yang belum mengerti arti cinta sesungguhnya. Hentikan ini semua! Sudah dari 3 bulan yang lalu aku menyelidiki hubungan kalian, dan ini memang sangat lucu.” Kini ayah Tomomi yang berkhotbah.

Ya, memang cukup luar biasa pasangan ini. sudah hampir 3 tahun pacaran, namun tak ada seorang pun yang mengetahui hubungan mereka, bahkan teman-teman dekat keduanya pun tak ada yang mengetahui.

Setiap ada pertanyaan, mereka selalu menjawab jika mereka masih sendiri atau hanya bersahabat. Padahal sebenarnya, mereka memiliki hubungan lebih dari itu.

“Pergi kau dari sini dan jangan temui putriku lagi!” Ujar ayah Tomomi memperingatkan, Woohyun pun nampak terkejut.

“Ootosan!” bentak Tomomi. “Ootosan, tidak bisa seperti itu. Aku sangat mencintainya dan masalah nilaiku, itu bukan kesalahannya, itu karena diriku yang malas.” Tomomi pun menjelaskan.

“Nilai memang tak terlalu penting bagiku, tapi yang lebih penting adalah kau harus menjauhi namja berandalan ini.” Ujar ayah Tomomi.
“Berandalan? Apa maksud Ootosan?” Tanya Tomomi tak mengerti.
“Ia adalah anak seorang narapidana. Ingatlah! Buah jatuh tak jauh dari pohonnya.” Balas ayah Tomomi berfilosofi. Pandangan Woohyun pun seketika berubah menjadi menyeramkan.
“Tapi dia tak seperti itu.” Sergah Tomomi.

“Kenapa kau masih berdiri di hadapanku? PERGI!!!” Ujar ayah Tomomi mengusir.

“Ne, aku akan pergi, Ahjussi. Namun asal anda perlu mengerti, bahwa aku tidak akan sama seperti ayahku.” Ujar Woohyun menunjukkan kebencian pada ayahnya.

Dengan berat, Woohyun pun melangkahkan kakinya untuk menjauh dari keluarga tersebut.

“Oppa~ Oppa~” Teriak Tomomi, ia berontak dan ingin mengejar Woohyun namun ditahan oleh kedua orangtuanya. Ia pun menangis keras melepas Woohyun.

================

Memory itu, ya kenangan itu yang kini bergelayut di dalam pikiran Tomomi. Semenjak kejadian itu, Tomomi tak pernah bertemu dengan Woohyun kembali sampai kelulusan dan kepindahannya ke Jepang. Dan semenjak kejadian itu, Tomomi semakin tertutup dengan orang lain. Seolah semangat hidupnya telah pudar.

Yeoja itu menghela nafas panjang, ia memejamkan mata. Airmantanya pun mengalir dengan sendirinya.

‘aku merindukanmu. . .’

================

Han River

Woohyun’s Pov

‘Jeongmal bogoshipda’ Hanya kalimat itu yang kini berbicara di dalam hatiku.

Sampai kapan aku akan tetap seperti ini? Padahal perpisahanku dengannya sudah terjadi 2 tahun yang lalu. Tapi kenapa aku selalu merindukannya? Apakah aku masih mencintainya? Bahkan potretnya pun aku tak punya.

Apakah aku masih ingat jika suatu saat nanti bertemu dengannya? Mungkin aku masih mengingatnya, tapi dia? Apakah ia masih mengingatku?

Hubungan yang begitu bodoh, Tomomi. Selama kami berkencan, memang tak pernah sekalipun foto bersama ataupun menyimpan foto satu sama lain. Ya, karena backstreet adalah komitmen kami.

Ku pandangi air tenang di hadapanku. Hanya tempat ini yang dapat mengerti perasaanku.
“Sajangnim!” Teriak seorang namja dari arah belakang, aku pun malas untuk menanggapinya.

“Ternyata Anda disini. Malam ini sangat dingin.” Namja itu pun menyelimut pundakku dan duduk disampingku.
“Sudah satu setengah tahun kau bekerja denganku, apakah kau juga belum mengetahui tempat favoritku?” Tanyaku tanpa menoleh kearahnya.
“Ah, tentu saja aku tahu. Tapi sudah larut malam, Anda harus istirahat. Besok ada rapat penting dengan direksi tentang proyek baru itu.” Cerocosnya.

Ya, ia adalah sekretarisku. Kini aku dipercaya sebagai manajer salah satu perusahaan broadcasting di Seoul. Namun aku juga masih menempuh kuliahku.

===============

Seoul Street

Author’s Pov

Pagi ini Tomomi memulai aktivitasnya di Seoul. Ia nampak lebih segar dengan balutan dress berkemben selutut warna soft-blue. Rambutnya pun di biarkan tergerai alami.

Mobilnya berhenti di salah satu coffe-shop.
“Tomomi-san!” Teriak seorang yeoja yang menyambutnya, mereka pun berpelukan.
“Oogenki desu ka(how are you)?” tanya yeoja itu setelah melepas pelukannya.
“Hai! Genki desu(fine).” Balas Tomomi.

Mereka pun berbincang di salah satu meja di dekat dinding kaca, sehingga pemandangan lalu lintas di luar jelas terlihat.

“Apakah kau masih ingat dengan namja kapten sepakbola yang dulu pernah bertanding dengan sekolah kita pada saat perayaan Chuseok? Saat kita kelas 1.” Tanya Tomomi sembari mengaduk hot-cappucinonya.
“Hmm. . . Apakah yang kau maksud itu kapten yang banyak memiliki fans itu, yang bernama. . . Nam Woohyun?” balas yeoja yang ternyata adalah manajer coffe-shop tersebut.
“Ne, apa kau ingat?” Tomomi nampak bersemangat.
“Tentu saja. Sekarang, aku satu kampus dengannya.” Balas yeoja itu tak menaruh curiga dengan pertanyaan Tomomi.
“Dimana kau kuliah? Dan mengambil jurusan apa?” Tanya Tomomi tenang.
“Aku kuliah di Dong-ah, mengambil Public-relation. Sebenarnya aku tak terlalu menyukainya. . . .” yeoja it terus saja bercerita.
‘Dong-Ah?’ batin Tomomi tanpa mendengarkan cerita teman SMA-nya tersebut.

Pertemuan Woohyun dan Tomomi bermula dari perayaan Chuseok di sekolahnya, dimana diadakan kompetisi olahraga antar sekolah mereka yang bertempat di sekolah Tomomi. Dan saat itu, Woohyun menunjukkan pesonanya dengan menjadi kapten tim sepakbola sekolahnya. Tomomi pun tertarik padanya, namun ia masih malu. Tapi tak disangka, Woohyun telah lama mengaguminya. Karena Tomomi adalah ‘primadona’ di sekolahnya, jadi murid dari sekolah lain pun mengenalnya.

Akhirnya mereka kenalan dan berteman, hingga memutuskan untuk berkencan. Namun saat itu, Tomomi tak dapat melupakan peringatan dari kedua orangtuanya yang melarangnya pacaran sebelum usia 20 tahun, jadi mereka pun berhubungan secara sembunyi-sembunyi.

“Kapan kau akan berangkat kuliah? Bolehkah aku ikut ke kampusmu? Aku sangat bosan dengan liburan ini?” Ujar Tomomi berbohong, padahal sebenarnya ia ingin bertemu dengan Woohyun.
“Satu jam lagi aku akan berangkat.” Balas yeoja itu.

==============

Dong-Ah Broadcasting University

Tomomi dan temannya turun dari mobil.
“Aku harus masuk kelas sekarang, kau tunggu di café saja.” Ujar temannya sembari menunjuk café yang berada tak jauh dari mereka.
“Arasseo.” Balas Tomomi kemudian menuju café tersebut, sementara tamannya menuju ke salah satu gedung.

At Café

Tomomi memesan seporsi waffle caramel dengan hot-chocolate sekalian untuk makan siangnya, ia duduk di meja yang cukup lengang oleh mahasiswa.

Beberapa saat kemudian, ponselnya bergetar. . .
‘Aku sekarang berada di taman kampus, jaraknya tak jauh dari café. Kemarilah!’ Itulah bunyi pesan singkat dari temannya tadi.

Tomomi menuju kasir untuk membayar pesanannya.

Dan pada saat membuka pintu cafe. . . matanya seketika membulat saat mengetahui bahwa saat ini di hadapannya adalah namja yang dirindukannya. Ya, Woohyun kini berdiri mematung di hadapannya.

Mereka hanya terdiam dan saling pandang, tangan Tomomi pun masih berpegang pada daun pintu berkaca tersebut.

‘Neo?’ Batin Woohyun, sama terkejutnya dengan Tomomi.

Seakan Tomomi sadar dari lamunannya, ia pun menunduk dan berjalan melewati Woohyun begitu saja. Woohyun antara percaya dan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, ia terus memandangi punggung yeoja itu yang semakin menjauh.

‘Aku pasti sudah salah lihat.’ Batin Woohyun.

At the park

Dari jauh, temannya melihat Tomomi berjalan sembari menangis. Ia pun seketika berdiri dari duduknya.

“Waeyo?” Tomomi langsung memeluknya.
“Aku bertemu dengannya, aku bertemu dengannya. . .hiksss.” Balas Tomomi di sela tangisnya.
“Nugu?” Temannya masih tak mengerti.
“Tapi aku begitu bodoh, aku mengacuhkannya.” Ujar Tomomi sembari terisak. Temannya hanya bisa mengerutkan kening.
“Uljima!” Temannya mengusap pelan punggung Tomomi.

==================

Han River

Seperti biasa, malam ini dihabiskan Woohyun di tempat favoritnya. Kini ia berdiri di tepi kubangan besar air tenang itu.

“Huh! Sampai kapan ia akan seperti ini? Mengenaskan.” Ujar sekretarisnya yang berada di dalam mobil yang terparkir cukup jauh dari Woohyun. Ia memandangi punggung Woohyun dengan iba.

Saat itu pula, Tomomi menghentikan mobilnya di tepi sungai Han. Namun jaraknya cukup jauh. Ia pun turun dari mobil dan mengamati keadaan di sekitarnya.

Matanya tak sengaja menangkap sesosok namja. Ia mengerutkkan keningnya.

‘Siapa dia? Kenapa sepertinya aku mengenalnya?’ batinnya saat melihat punggung namja yang kini memakai stelan tuxedo dark-brown tersebut.

Tiba-tiba Woohyun menoleh kebelakang, terarah pada tempat mobilnya terparkir.
‘Dia? Apa benar itu dia?’ Batin Tomomi saat mengetahui bahwa itu Woohyun. Namun pencahayaan redup membuatnya tak yakin.

Woohyun masih menoleh kearah mobilnya dan sekretarisnya pun menyambut. Ia kini berdiri bersandar di tepian mobil dengan memakai kacamata hitam sembari menunjukkan gaya cool-nya serta melambaikan tangan ‘ala miss universe’ kearah Woohyun.

“Isshhhh!!! Sangat menjijikkan!” Umpat Woohyun menanggapi kekonyolan staff-nya tersebut. Ia pun kembali berbalik dan memandangi air tenang di hadapannya.

‘Ne, itu dia.’ Kini Tomomi telah menemukan keyakinannya.

Tomomi berlari menuju Woohyun, sementara sekretaris genit itupun memandang heran.
“mwo? Siapa yeoja itu?” Ia pun melepas sedikit kacamata hitamnya dan mengamati arah laju Tomomi.

Tomomi menghentikan langkahnya tak jauh dari tempat Woohyun berdiri. Woohyun pun masih tak menyadari kehadirannya.

Dengan yakin, Tomomi pun berlari dan langsung memeluk Woohyun dari belakang.
“Jeongmal bogoshippeo.” Ujar Tomomi masih memeluk erat punggung bidang Woohyun.

Woohyun masih terdiam, ia kenal betul suara lembut itu. Ia merunduk, memandang tangan yang kini melingkar di perutnya. Kemudian, ia membelai lembut tangan halus itu.

‘Apakah ini kau?’ Batinya bertanya. Ia masih shock.

Airmata Tomomi terus memabasahi punggung Woohyun, hal itu tentunya juga dirasakan oleh Woohyun.

Woohyun pun berbalik. Tomomi menghentikan tangisannya. Ya, kedua wajah yang saling merindukan.
“Apa aku sedang bermimpi?” Kalimat konyol itu keluar begitu saja dari mulut Woohyun.
“Iie(tidak).” Balas Tomomi menggeleng pelan.

Woohyun pun seketika memeluk erat tubuh yang dirindukannya tersebut.
“Aku tak menyangka bisa bertemu denganmu kembali.” Ujarnya masih memeluk Tomomi.
“Tentu saja bisa. Jika kau mau, aku bisa menemuimu setiap hari.” Balas Tomomi mempererat pelukan tersebut.

Sementara sekretaris Woohyun hanya menatap adegan itu dengan pandangan terkejut.
‘Selama ini, aku tak pernah melihat sajangnim berhubungan dengan seorang wanita, lalu siapa yeoja itu? Apakah ia. . . hantu?’ Batinnya, ia pun bergidik dengan sendirinya.

Woohyun merenggangkan pelukannya. Ia hapus airmata yang membasahi wajah Tomomi.
‘Kau semakin cantik.’ Batinnya sembari tersenyum.
‘Gomawo, Oppa. Kau telah memberikan kelembutan di wajahku.’ Batin Tomomi, seakan batin mereka berinteraksi.

Woohyun meraih dagu Tomomi, dan. . . memberikan kecupan lembut di bibir mungil itu.

Dan lagi-lagi, sekretaris itu di buat mati konyol dengan adegan dramatis di hadapannya.
“Mwo? Mereka berciuman? Aigo! Ini sungguh gila. Sajangnim mencium hantu? Ah, ani. Ia pasti bukan hantu. Tapi. . . aishh!!!” gerutunya yang begitu repot dengan pikirannya sendiri.

Sementara itu, di salah satu sudut yang tak jauh dari mereka. . .
“Sudah kuduga puteriku akan menemui namja itu.” Ujar ayah Tomomi yang kini berdiri dengan di damping oleh 4 bodyguard-nya.
“Kenapa Anda begitu membencinya, Sajangnim?” Tanya seorang diantaranya.
“Dulu ayahnya adalah saingan terberatku dalam berbisnis. Ia orang yang sangat licik. Ia mengingkari perjanjian pembagian saham, hingga akhirnya aku bangkrut bahkan dituduh memalsukan dokumen penting perusahaan, akibatnya aku di penjara selama 5 tahun.” Cerita namja paruh baya itu.

“Lalu, dimana abeoji bocah tersebut sekarang?” Tanya seorang lainnya.
“Heuh! Setelah 5 tahun itu baru ditemukan bukti bahwa aku tak bersalah, pemalsuan itupun terbukti dilakukan olehnya dan an ia pun di penjara. Mungkin sampai sekarang, ia masih terkurung disana.” Lanjutnya menjelaskan.

“Apa yang harus kita lakukan sekarang?” Tanya salah seorang bodyguard lainnya.
“Tunggu apalagi? Habisi bocah itu!” Perintahnya.

Keempat bodyguard tersebut berjalan menuju Woohyun dan Tomomi yang masih menikmati kebersamaan mereka. Ayah Tomomi mengikuti dari belakang.

Sekretaris Woohyun pun kembali menerima kejutan.
“Omona! Siapa lagi mereka? Apa mereka malaikat yang mencari bidadari mereka yang telah hilang?” Bicaranya semakin ngelantur saja.

“Sudah kuduga jika kau akan menemuinya.” Ujar ayah Tomomi.
Tomomi pun berbalik dan betapa terkejutnya mereka melihat sosok di hadapannya.

“Ootosan? Kenapa kau bisa ada disini?” Tanya Tomomi.
“Hahaha~ Aku tak mungkin melepasmu begitu saja di Seoul. Dan kecurigaan ku memang terbukti, kau menemui anak keparat itu.” Balas ayah Tomomi.
“Bereskan dia!” Lanjutnya memberi perintah pada keempat bodyguard-nya.

Keempat bodyguard itu pun berjalan kearah Woohyun dan Tomomi.
“Apa yang akan kalian lakukan?” Tomomi berdiri membelakangi Woohyun sembari merentangkan kedua tangannya, bermaksud untuk melindungi Woohyun.

Seorang bodyguard menyingkirkan Tomomi, sementara kedua orang lainnya mencengkeram kedua lengan Woohyun. Woohyun memberontak dan sempat menendang kaki salah seorang bodyguard.

Melihat bos-nya dalam bahaya, sekretaris Woohyun pun berlari menghampiri mereka.

Kedua bodyguard itu kembali menguasai tubuh Woohyun. Dan seorang bodyguardnya tanpa pikir panjang, ia mengeluarkan sebuah senapan angin dan mengarahkannya ke jantung Woohyun.

DORRRRR!!! DORRR!!! DORRR!!!

Terdapat 3 tembakan yang mengenai dada Woohyun. Darah segar keluar dengan deras membasahi kemeja dark-brownnya. Ia pun jatuh tersungkur.

Sementara sekretaris itu . . . ia merasakan seketika kakinya lemas, ia terlambat untuk menyelamatkan bos-nya.
“Sajangnim. . .”ujarnya lirih, ia pun jatuh berlutut.

Dan Tomomi, dengan sekuat tenaga ia terlepas dari cengkeraman bodyguard tersebut. Sebelumnya ia menarik pistol yang berada di saku belt bodyguard itu. Kemudian ia lari dan berdiri di depan Woohyun yang kini sudah tak berdaya.

Tomomi membelakangi tubuh Woohyun dan mengarahkan pistol itu ke pelipisnya.

“TOMOMI-SAN!” Teriak ayahnya.
“Jangan mendekat, Ootosan! AKU MEMBENCIMU!” balas Tomomi sembari berlinang airmata.

DORRR!!!

Tomomi menembakkan pistol itu ke pelipis kanannya hingga tembus ke pelipis kiri, darahnya pun muncrat ke segala arah.

“TOMOMI-SAN!!!” Teriak ayahnya kembali, pria itu langsung menghampiri Tomomi namun tertahan.
“Ini yang kau inginkan, bukan?” Ujar Tomomi lirih.

Masih ada sisa nyawa pada dirinya, Tomomi pun berbalik dan ambruk di atas tubuh Woohyun. Seolah Tomomi terlihat tengkurap di atas tubuh Woohyun sembari memeluk tubuh Woohyun dan memejamkan mata di dada bidang Woohyun yang telah basah oleh darah.

“Ai. . .sshi. .tte. .ru. .” Terdengar suara Woohyun parau, ternyata ia masih hidup. Begitupun Tomomi, ia masih mendengarnya, ia sedikit mendongak melihat wajah Woohyun.
“Na. . .do. . .ssa. .rang. .hhae.” Balas Tomomi tersenyum.
Sejoli itupun menghembuskan nafas terakhirnya bersama.

“TOMOMI-SAN!!! AARRRGGGHHH!!” Teriak ayahnya frustasi, ia jatuh berlutut di hadapan jenazah puterinya.


-END-


posted by : @LeeSoYoung_soe
Facebook Fan Page : SoYoung The Kpopers
Please take full Credit if you share this.... credit me SoYoungTheKPopers.blogspot.com
and dont forget to take a creadit to the author Marant Jojo

No comments:

Post a Comment